Sebuah Perspektif: Pa-car-an

Bismillah...

Beberapa waktu yang lalu.
Aku dikejutkan dengan pertanyaan seorang teman. Yang kenapa aku dibuatnya terkejut itu karena dia menanyakan hal yang jarang sekali orang tanyakan kepadaku. Berani juga. Kemudian aku sempat berpikir untuk menjawab dengan bercandaan aja. Tapi ya sudahlah mumpung mood lagi bagus. Akhirnya aku jawab dengan se-apa-ada-nya mungkin.

Jadi, yang kubahas dengan si secret people ini adalah mengenai hal yang sudah bukan tabu lagi dikalangan masyarakat muda. Sebenarnya sudah hal yang biasa jika didengar. Namun ternyata dewasa ini lama-lama mulai sedikit ada yang mengerti meskipun belum terlalu paham. Apa sih yang mau kubahas? Muter aja dari tadi.

Iya pacaran.
Sedikit. Em, banyak aja deh biar jelas. Dari aku pribadi pacaran bukanlah hal yang tabu lagi. Sumpah udah biasa dan aku bisa ngomong gitu karena aku sudah mengalaminya sejak tahun baheulak. Ya, aku mengenal kata pacaran sudah sejak SD. WDIM? Y gitulah. Pergaulan bebas, kurangnya pengetahuan, kurangnya pengawasan yang ketat, dan lain sebagainya. Mulai SD aku sudah berani bermain-main perasaan dengan laki-laki. Kelas 6 exactly!
Jadi dulu aku menyukai seorang laki-laki dan dia anak orang kaya, tampan, dan wangi. Begitulah jiwa monyet yang kemudian menjadi sebuah suka/cinta kepada lawan jenisnya dan mari kita namai Cinta Monyet, dasar monyet! Dan sebenarnya masih banyak lagi cerita di SD seputar suka-sukaan, cinta-cintaan, dan hal yang em...menjijiki lainnya.

Lanjut... SMP. 
Parah-parahnya aku main api. Benar-benar terparah sepanjang masa hidup. What the hell happened here?! Aku pacaran. Mulai pacaran. Mulai banyak yang blak-blakan "maukah kamu menjadi pacarku?", "ayolah jadi pacarku", "please, gadis manis, jadilah pacarku", dan lain sebagainya. Jelek-jelek gini setelah kuingat kembali banyak juga yang naksir guaaaaha hahahahahaahaa...ups!
Jadi begitulah. Lebih parah saat aku mengikuti bela diri di SMK dekat rumah. WTH! Di situ kebanyakan cowok dan di situ juga semakin banyak laki-laki yang bisa menikmati wajah dan auratku. Aku masih malas pakai kerudung, aku pakai hotpens, aku pakai semir rambut, aku pakai parfume wangi, aku megucir rambutku ke belakang, aku sangat indah di pandang untuk mata keranjang saat itu. Benar-benar hidangan lezat untuk di nikmati banyak mata (lelaki). Istighfar!!!
Dari situlah semakin banyak laki-laki yang mengincarku, untuk memangsaku, untuk menjadikanku budak nafsunya exactly. Kemudian aku terjerumus dalam pergaulan bebas. Bukan, jangan berpikir sejauh itu. Tapi emang parah sih. Aku suka keluar dengan laki-laki, aku berbohong pada orang tuaku, daaan aku harus dibonceng setiap keluar, aku memegang tangannya pun dia, tapi setiap itu terjadi aku selalu menangis dan pada akhirnya aku minta segera pulang. Itulah ternyata, hati kecilku masih berfungsi saat aku bermaksiat.

Kemudian setelah sampai akhir SMP, aku ketahuan orang tuaku berpacaran. Dan orang tuaku kecewa. Kekecewaannya yang membuat hatiku mendidih. Aku merasa bersalah. Singkat cerita, malam hari aku tidak tahan mengurung diriku di kamar karena rasa bersalah. Setelah itu aku berlari menuju Bapak, aku berlutut dan menangis sejadi-jadinya. Aku merasa dosaku terlalu banyak karena hal tersebut, sangat amat banyak. Aku menangis dan meminta maaf. Dan dengan nada lembutnya, Bapak berkata, "Sudah. Tidak apa-apa. Jangan diulangi lagi, Nduk.". Sampai situ ternyata belum selesai. 

Di masa-masa pencarian SMA. Aku mengenal laki-laki lagi. Kali ini terlihat beda. Dia berani mendatangi orang tuaku. Berbicara dan mengenalkan diri. Kemudian dia harus pergi, untuk pekerjaan. Merantau ke Ibu Kota Negara. Lama dia harus pergi. Dan karena dijauhkannya dia dariku itu pula. Allah semakin sering melimpahkan hidayahNya padaku, aku semakin mendekat padaNya. Hatiku tentram, aku mulai melupakannya. Bisa disebut pacaran juga. Tapi seingatku dia tidak menembakku dengan kata yang mainstream. Kemudian setelah beberapa bulan, hampir 1 tahun. Aku mulai tak memedulikannya. Dia kutinggalkan begitu saja karena Allah. Aku sangat menghancurkan hatinya, aku tahu itu. Dia sangat amat mengharapkan untuk selalu bersamaku. Tapi aku memilih untuk sendiri. Dan jika memang dia jodohku pasti akan kembali lagi. Dia selalu berusaha menghubungiku, jika aku tak membalasnya lantas berusaha menghubungi ibuku. Sampai pada akhirnya dia ternyata menyerah, dan mencari mangsa lain. Itulah jawaban untukku, dia bukan laki-laki yang sungguh-sungguh. Menyerah dan mencari yang lain.

Sampai di situ perubahanku semakin ekstra. Aku masuk ke Pondok dan bertemu dengan perempuan-perempuan 'alim. Aku dibentuk menjadi perempuan yang lebih beradab. Dan aku meneguk beberapa ilmu dari sana. Jadilah aku yang sekarang. Meski dalam perjalanan sampai sekarang, baaaanyak sekali halangan dan rintangan yang selalu menghadangku tapi aku berusaha melampauinya sebisaku. Aku masih selalu berusaha memperbaiki diriku. Aku bukanlah orang yang benar-benar baik. Aku belum bisa mencapai tingkatan Sholihah. Tapi semoga Allah menuntunku selalu untuk mencapainya. Setelah selalu memperbaiki diri, semoga juga banyak perempuan yang bisa tersadarkan atas apa yang aku lakukan.

Begitulah ceritanya.

Selanjutnya...
Setelah temanku menanyaiku tentang apakah aku punya pacar saat ini dan aku cukup terkejut karena dia belum pernah sekalipun pacaran. Akhirnya aku sedikit terpesona, karena dia bukan anak pondok sepertinya, tapi gak pacaran dengan lingkungan bermainnya yang kulihat sepertinya free. Dan semoga dia seperti itu sampai menemukan bidadari yang sesuai dengan harapannya.
Eh kok jadi gitu nulisnya.
Jadi gini, si Dia ini. Em, sebut saja JessNoLimit. Panjang amat yak. JNL. JeNoL aja dah ya. Si Jenol ini gak pernah pacaran cuy. Cowo dia dah! Cowo polos amat sih. Bagimana bisa gitu sik?
Dan dia juga penasaran sama perempuan yang kayak aku ini pacaran apa nggak. Dan sudah kujawab tidak. Do'akan aku selalu kembali pada fitrah. Emang aku ini perempuan kayak gimana? Kapan-kapan aja kita ketemu, aku anaknya baik kok dan bisa diajak senyum juga pemalu. Wkwk.

Lanjut...
Today, aku menyakan beberapa hal ke dia. Dianya juga mau aja gitu jawab. Kukira cuek. Tapi Alhamdulillah aku jadi seneng, masih ada laki-laki biasa yang berpikir lumayan anti-mainstream.

Jadi aku membuat 10 pertanyaan yang kubuat dadakan (karena dia gak sabar), dan dalam waktu 43 menit dia menjawab pertanyaannya. Pertanyaan yang niat banget dan jawaban yang B aja itu antara lain sebagai berikut :
Q: Kamu sebagai laki-laki yang sedang mensurvey, pernah pacaran meski cuma sekali?
A: Belum pernah. Cuma deket doang, gak sampek pacaran.

Q: Menurut kamu pribadi, pacaran itu apa? Boleh gak sih? Ada penjelasan?
A: Bagiku saat ini (21 y.o belum berpenghasilan sendiri) buang-buang waktu, uang, pikiran, tenaga. Karena fase-fase orang pacaran ya gitu-gitu aja. Mikirnya masih yang seneng-seneng (ya maklum sih anak muda katanya). Boleh-boleh saja, kan itu hak mereka. Boleh lagi bagi mereka yang sudah berpenghasilan sendiri, punya tujuan setelahnya juga.
 
Q: Bagaimana perspektifmu tentang pacaran yang katanya Islami?
A: Mungkin mereka mengatas namakan agama, jadi ya gimana gitu wkwk. Islam sendiri kan gak mengajarkan pacaran. Jadi ya bisa disimpulkan sendiri ya hehe.

Q: Berapa perempuan yang sudah kamu survey (yang punya pacar)?
A: 2 orang

Q: Menurutmu, yang paling parah di antara mereka, pacarannya yang seperti apa?
A: Pacaran udah putus, eh mau diajak balikan. Udah disakitin, nangis tapi kok masih mau dipertahankan. #TololKeDNA #AntiBalikanBalikanClub

Q: Apa tujuanmu ingin mensurvey tentang perempuan (yang sudah punya pacar/belum)?
A: Sebenarnya iseng sih. Tapi kok kelihatannya seru kalo dibuat survey.

Q: Apakah ada laki-laki yang kamu survey juga? Berapa banyak yang pacaran?
A: Ada. 2 orang juga. Gak asal aku mensurvey orang-orang, survey lebih ke teman dekat/kelas.

Q: Apakah laki-laki yang tidak berpacaran punya prinsip sendiri untuk memilih pasangan di zaman sekarang? Kalau boleh share prinsipnya dong!
A: Ya jelas punya dong. Kalau menurutku sih gini, sekarang lebih baiknya buat belajar, usaha buat yang kita pengenin itu terwujud dulu, fokus sama diri sendiri dulu. Kan jodoh udah ada yang ngatur + setiap manusia kan sudah ditakdirkan berjodoh. So, do the best aja sama berdo'a jangan lupa.

Q: Laki-laki/perempuan, di antara keduanya siapa yang paling berpotensi mengajak pacaran? Jelaskan!
A: 50:50 sih. Zaman now gak ada yang gak mungkin untuk terjadi.

Q: Apa pesan khusus buat laki-laki dan perempuan yang berpacaran?
A: Berdo'a aja semoga sampai pelaminan, langgeng terus sampek koid. Berdo'a yang baik-baik aja, supaya kembalinya ke kita baik juga.

Segitu cukup.
Kesimpulannya, dari atas sampai pertanyaan adalah pacaran itu gak ada manfaat. Sesuatu yang tidak membawa manfaat untuk kita adalah hal yang sia-sia. Dan hal yang sia-sia terlebih membawa mudharat merupakan benih-benih dosa. Dosa mudah sekali kita dapat. Demikianlah.
Mendingan pacaran setelah kalian benar-benar sah dalam agama dan negara disaksikan Allah dan para malaikat, disaksikan puluhan atau bahkan ratusan ummat. Di do'akan dan keberkahanlah yang mengitari kita dan pasangan kita nanti. Setelah itu mau pacaran, mau ngapa-ngapain sampai puas, malah dapat pahala :,) 

Itulah pengalaman dan perjalananku. Aku tahu tidak ada seseorang yang benar-benar baik, yang baik adalah yang berusaha untuk menebar kebaikan. Dengan masa lalu yang tidak elegan membuatku mengerti bahwa semua itu adalah proses. Semua itu butuh proses. Dari keburukan tersebut aku mampu memaksa diriku untuk selalu berhijrah ke dalam kebaikan dan kebenaran, insyaAllah. Dan semua tidak mungkin terjadi padaku tanpa campur tangan Allah. Allah telah mentarbiyyah-ku menjadi perempuan yang semoga lebih baik lagi, beradab, dan ikut dalam baiknya jalan peradaban di muka bumi ini. Semoga perempuan lain juga. Mari sama-sama memperbaiki diri, menjaga maruah, dan tetap semangat menuntut ilmu (dunia akhirat). Setidaknya berusaha untuk berpakaian rapi, santun, dan tidak menunjukkan aurat. Itu paling lemah. Tapi sangat berpengaruh. Meski kita tidak tahu bagaimana pikiran laki-laki, tapi setidaknya kita mencegah syaithon untuk membisikkan kekejiannya. Dan semoga laki-laki pun begitu, aku tidak mau menjelaskan panjang. Pasti tahu sendiri harus bagaimana.

Last!
Terimakasih JessNoLimit sudah mau menjawab pertanyaanku yang niat banget itu. Memberi inspirasi untuk menuliskan ini.

Wallahu a'lam
Semoga Bermanfaat.

Komentar

Postingan Populer