Rasa

Mengenal sesuatu yang tak pernah diperkenalkan,
semua berawal dari ketidaksengajaan,
kemudian bebal,
aku tidak meminta pun tak mengharapkan, segala sesuatunya hanya kurasakan.
Seperti apa rasa?

Semua berjalan begitu saja,
tanpa kita tahu sebabnya apa.
Ini perihal rasa yang membara,
yang katanya itulah... Cinta.

Cinta?
Benarkah?
Aku belum mempercayainya.
Katanya rasa cinta itu anugerah,
katanya juga musibah,
lalu mana menurutmu?
Apa pemaknaanmu pada rasa yang paling misterius ini,
aku bertanya pada diriku,
dan tak ada jawaban pasti.

Kepastian,
di mana kudapatkan kepastian?

Tunggu dulu,
mari menikmati irama sendu dalam rindu.
Ya, rindu.
Apa kau sedang merindu?
Aku seringkali merindu.
Tapi tak jarang juga dulu begitu sangat menyakitiku.
Kenapa bisa kudapat rasa sakit?
Ya. Di sana ada cinta. Cinta yang salah. Cinta yang bubrah. Cinta yang malas. Cinta yang bodoh. Cinta yang rusak. Cinta yang sesungguhnya ilusi, kebohongan nafsu manusiawi.

 Kasihannya cinta.
Selalu menjadi alasan-alasan.

Padahal sesungguhnya,
adalah cinta yang pahit menahan,
adalah cinta yang bersabar dalam kegelisahan,
adalah cinta yang mengorbankan,
adalah cinta yang menjaga dalam kesucian,
dan adalah cinta yang melebur dalam keimanan.

Subhanallah,
indah.
Merasakannya adalah keresahan,
namun tetap bisa menahan dalam ketaqwaan.
Tidak melalaikan pun tidak mematikan.
Justru menyadarkan dan saling menghidupkan.

Teruntuk kamu,
siapapun yang merasa berduka dengan alasan cinta.
Sadarlah bahwa itu hanya bisik syetan,
perangi neraka di dalam hatimu.
Ingatlah bahwa pemilik cinta bukanlah manusia.
Ketahuilah pemilik cinta adalah Sang Maha Cinta.


Sayang,
kembalilah pada Allah.

Komentar

Postingan Populer