Awal Bulan Tiga

Selamat Malam.
Ponorogo, 10:42 p.m
Alhamdulillah sudah akhir Februari. Kemarin.
Hari ini awal Maret. Belum ada pengumuman tentang apa yang sudah aku kerjakan di bulan kedua. Pengumuman apa sih? Pokoknya adalah... kalau memang rezeki ku alhamdulillah. Aku bisa share di sini.


Alhamdulillah lagi liburanku tidak terlalu flat. Liburanku ada kacaunya, ada nervousnya, ada kzlnya, ada senengnya, ada bahagianya, ada EMOSI nya. Jadi greget. Tidak berjalan gitu aja. Banyak hambatan, banyak mikir, dan banyak introspeksi, juga beberapa pengalaman.


Sejak awal liburan otakku sudah berputar-putar mencari ide. Apa yang aku lakukan selama satu bulan. Aku memaksa agar liburan ini tidak biasa-biasa saja. Dan akhirnya, ada maknanya juga. Meski masih ada yang malas aku sambangin. Apa tu? Organisasi. Liburan ini aku tidak menengok organisasi sama sekali. Aku bener-bener pengen menghilangkan rasa magerku dengan cara yang kuinginkan sendiri. Cara yang bener-bener pure dari nuraniku meskipun cara itu bentrok sama kepribadianku. Okelah. It's not problem. Setidaknya aku sudah banyak mencoba.


And, Alhamdulillah wa syukurillah 'ala nikmatillah... liburnya di perpanjang sampai tanggal 12 Maret. Tadinya tanggal 5 sih. Tapi aku bersyukur. Artinya ada beberapa kesempatan yang kalau Allah menghendaki aku pengen bisa raih kesempatan itu. Aku ingin travelling lagi. Tapi entahlah, belum ada tanda-tanda keberangkatan. Aku juga masih belum ada menemukan kawan yang beneran greget buat capcusz. Mau semenjulangnya keinginan kalau Allah belum kasih tanda ya mau gimana lagi. Berdo'a sajalah.



Oya, aku juga mau cerita. Ini benar-benar beban juga buat mentalku, beban buat pikiranku, juga sekali lagi merupakan dorongan untukku. Jadi kemarin aku bertemu teman seperjuangan. Perjuangan dulu saat kami hijrah sampai kami menghijrahkan juga membuat tempat bagi siapapun yang ingin berhijrah. I know, i'm not perfect woman. Dan aku benar-benar beruntung mengenal dan menjalin hubungan yang erat dengan mereka. Di sini yang kumaksud bukan hubungan yang sering ketemu, sering berbincang, tapi hubungan yang seperti sudah lama dan melekat di dalam hati bahkan sampai menyambung sinyal di dalam do'a. Sungguh indah ya.
Dan yang bikin aku sedikit minder sendiri adalah mereka semua adalah seorang pengajar. Kita sama-sama, seangkatan. Tapi di sini aku sendiri yang gak punya rutinitas khusus. Bayangin aja perasaanku gimana~ Ketika melihat si A sudah sesibuk itu dengan blablabla-nya, si B sibuk di sekolahan dengan muridnya, si C juga sibuk dengan murid di Pondok, dan si D yang sama juga kesibukan mengajarnya yang menyita waktunya.


And me? What about me? Ouh! :(( Apa aku terlihat buruk sendiri di sini? Selama waktu yang kita habiskan bersama aku seperti mendapat tembakan pertanyaan yang menghujam dada, pertanyaan dari otakku sendiri. Aku sebenarnya agak malu. Agak? Pernah gak sih kalian seperti ini? Dan sedikit leganya, mereka gak menanyakan sama sekali tentangku, mereka gak melemparkan panah, how about you? Apa mereka sudah mengerti bagaimana tentangku. Kalau saja mereka baca ini. Ya sudahlah. Hehe. Tapi beneran, aku mikir banget gimana aku bisa punya rutinitas seperti itu. Which is itu memang menyita waktu dan tenaga. Selain itu juga berfaedah banget. Keilmuan gitu. Mereka sudah keren banget, apa lagi nantinya ya?



And well, sekali lagi aku mencoba untuk positive thinking aja. Semua orang itu memilih apa yang di karepkan dirinya masing-masing. Kalaupun aku tidak seperti mereka yang sekarang punya rutinitas yang bener-bener pasti. Maksudku jelas gitu. Aku juga punya cara untuk mengisi waktuku sendiri, yang tentunya bermanfaat. So what is it? Emm... adalah. Nulis. Wkwk. Entahlah, aku belum menemukan. Yang kuinginkan hanyalah menulis dan memfoto. Entah itu penting atau nggak. Hanya itu yang bikin aku nyaman saat aku melakukannya. Selain itu, ya kuliah yang menyita sebagian dari kapasitas otakku. Kuliahku di Akuntansi. Which is, dia adalah hal yang paaaling baru di hidupku. Asli, aku baru kenalan dengan Akuntansi ya pas kuliah ini. Bisa bayangain gak? Gimana gila-nya aku. Lebih gila lagi, aku bukan dari IPS. Aku dari IPA. Aku benar-benar seperti baru lahir dan di suruh calistung. Ya Allah... tapi sekali lagi ini pilihanku sendiri. That's my way. Jadi apapun yang terjadi aku harus melewatinya sampai batas, sampai akhir, sampai ujung jalan ini. Pasti bisa. Gitu aja. Selain itu aku juga harus lapang, ikhlas, juga gak ngeluh. Keluhan yang aku ciptakan akan menambah beban semakin berat. Kuliah itu beban? Bisa jadi. Karena dia meminta fokus dan tenaga kita mungkin lebih banyak. I mean untuk akademisnya aja. Kalau untuk pengalaman dan wawasan. You know, seorang mahasiswa gak mungkin kalau cuma di bangku aja terus dapat pengalaman dan wawasan dari dosen terus-menerus. Tidak. Kita bukan lagi SD SMP atau SMA. Seharusnya lebih melanglang buana. Sendiri. Ya sendiri. Bukan gerudukan kayak mau ke pengajian.



Then, pada akhirnya. Aku memilih untuk menjadi diriku sendiri. Walaupun aku belum menemukan sesuatu yang seperti teman-temanku itu. Aku benar-benar masih bingung. Dan aku memaklumi kenapa aku seperti ini. Umurku hampir kepala dua. Dan aku sudah mulai seribet ini. Pikiranku sudah mulai mendidih. Dan hatiku juga sudah membara. Entahlah, tapi aku belum menemukan apa sebenarnya ini. Apa ini yang namanya pencarian jati diri? Karena jujur, aku seperti sedang berpikir sesuatu yang abstrak, campur, dan banyak sekali.


Semoga di bulan ketiga aku segera menemukan. Atau bulan keempat. Dan harus di bulan kelima.


Mari beristirahat.
11:11 p.m

Komentar

Postingan Populer