Tahun Defisit-ku

Bismillah...


Kini aku berada di akhir tahun 2019 M.
Meski sebelumnya juga gembar-gembor di tahun baru Hijriyah. Kenapa Masehi lebih marak lagi? Banyak sekali orang merayakan tahun baru Masehi ini dengan banyak hal. Ada yang positif dan ada juga yang negatif. Entahlah, aku tidak bisa menebak apa yang sebenarnya mereka pikirkan soal waktu. Aku hanya ingin membahas tentang diriku sendiri di akhir tahun ini. Dan mungkin juga orang lain. Sesuai dengan perspektifku; dan full opiniku; atau mungkin bisa juga mencoba melihat dari perspektif lain.

Sebelumnya, aku sudah posting (OTW SKRIPSI)
Dan itu permasalahanku saat ini. Yap! Menurutku ini adalah sebuah masalah. Melakukan penelitian terhadap masalah-masalah yang ada. Ini juga sebuah permasalahan. Aku sedang dalam fase cukup stress dalam perjalanan kali ini. Awalnya aku cukup tenang, aku bisa mengendalikan diriku untuk tidak terlalu panik. Tapi setelah aku memulai perjalanan. Ternyata cukup membuat mentalku berantakan. Aku sempat berpikir, mentalku cukup nge-drop karena masuk di fase ini.

Ada hal lain yang sebenarnya membuatku tidak cukup jelas. Banyak hal yang begitu rumit rasanya. Ya, aku sedang dekat dengan seorang laki-laki di waktu SKRIPSI seperti ini. Seperti halnya banyak perempuan yang sering menggunakan perasaannya. Aku pun juga begitu. Aku yang sedang stress dengan SKRIPSI, juga harus galau karena seorang laki-laki. Entah apa yang dia perbuat; rasanya tidak ada yang salah dengannya. Tapi aku. Ada yang salah dengan kepribadianku akhir-akhir ini. Apa iya aku sampai pada level depresi? Rasanya tidak sejauh itu. Tapi sulit rasanya aku untuk berpikir keras untuk mengerjakan skripsi. Rasanya benar-benar sulit untuk dilakukan. Aku butuh sekali bantuan, tapi tidak banyak orang yang aku kenal.

Menulis curhatan seperti ini yang bisa aku lakukan, sebab rasanya memang tidak ada satu orang pun yang bisa mengerti aku. Tapi memang aku tidak bercerita kepada siapapun. Orang pasti akan kebingungan dengan apa yang sebenarnya aku rasakan. Aku sendiri saja bingung dengan diriku sendiri. Coba, rumit sekali 'kan?

Aku berusaha mengevaluasi satu tahun-ku. Ku tuliskan di buku catatanku. Dan kesimpulannya, tidak ada hal yang bermanfaat yang ku lakukan selama setahun ini. Tidak ada peningkatan pada diriku. Justru aku mengalami defisit yang cukup besar.

Dapat ku akui bahwa tahun ini aku merasa tidak berguna sama sekali. Dan hanya menjadi manusia yang benar-benar dalam kerugian yang nyata. Aku berani mengakui ini, sebab aku benar-benar ingin bisa mengevaluasi diriku. Tentu untuk menuju ke hal yang lebih baik dan benar. Aku harus sadar diri terlebih dahulu, tahu semua kekuranganku, paham dengan kelebihanku, dan sadar dengan apa yang sebenarnya aku inginkan dalam kehidupan ini.

Sampai saat ini hal yang paling fatal adalah aku jarang sekali bergerak dengan keadaan banyak sekali pikiran-pikiran di otakku. Akhirnya di saat-saat seperti ini mentalku yang down. Padahal akhir tahun ini sampai tahun depan adalah waktu dimana aku harus membutuhkan jiwa yang besar untuk masuk di dalam peperangan. Dan sepertinya, musuh besar di dalam peperangan ini adalah diriku sendiri.

Sejak masuk di fase akhir perkuliahan. Sepertinya aku banyak sekali bertikai dengan diriku sendiri. Karena hal itu; aku juga banyak menyusahkan orang lain, benar-benar cukup bikin mereka repot. Awalnya adalah saat di KKN, terus di KKU (magang), dan ini terakhir - SKRIPSI. Dampak dari sikapku juga cukup mengimbas ke orang lain. Aku baru menyadarinya sekarang.

Kenapa tahun ini; aku begitu menyusahkan sekali (?)
Ragaku pasif tetapi pikiran dan perasaanku sangat aktif. Aku sampai bingung. Apa yang harus aku lakukan agar aku bisa memperbaiki ini semua? Tidak mungkin rasanya jika aku hanya begini-begini saja tahun depan. Bahkan saat tahun baru Hijriyah kemarin, aku belum menyadari apa-apa. Justru aku masih dalam kerumitan yang ada pada diriku sendiri. Masih bergelut dengan pikiran dan perasaanku sendiri sampai sekarang; aku baru menyadarinya.

Mungkin aku harus membuat program kerja (proker) untuk tahun depanku (?) Pasti bisa. Tapi bayang-bayang SKRIPSI [yang rasa-rasanya cukup berat] pasti akan menyita semuanya dariku, akan meminta semuanya dariku. Tapi dia belum tentu bisa memberikan feedback yang baik untukku. Aku tidak yakin.

Pasti semua ini akan berakhir pada HIKMAH.
Apa memang semua-semua hal yang dilakukan dan dirasa adalah sebuah kesia-siaan akan berakhir pada hikmah? Dan apakah hikmah itu yang sesungguhnya bernilai besar untuk perjalanan hidup. Atau memang disediakan oleh Allah sebagai bekal? Kalau memang begitu. Ini juga suatu pembuktian bahwa pengalaman adalah guru yang sebenarnya.

Selama ini, pengalamanku tidak begitu banyak.
Apakah itu artinya; sebenarnya aku ini sedang dalam kebodohan?

Dulu aku begitu bersemangat dalam menjalani hari. Hari-hari terbaikku, waktu-waktu yang paling bermanfaat adalah saat aku dekat dengan orang-orang sholih dan sholihah. Mereka semua begitu membuatku nyaman, tenang, dan damai. Lalu setelah aku jauh dari mereka hingga saat ini; perubahanku justru tidak membawa peningkatan, tapi seperti yang ku jelaskan di atas; DEFISIT.

Berkali-kali aku hanya membatin, memohon ampun kepada Allah.
Agar aku diberikan petunjuk kembali, agar aku bisa berjalan dengan tentram kembali. Tapi lagi-lagi penyakitku muncul. Alih-alih malas, dan ibadahku rasanya kurang maksimal. Sungguh, manusia merugi!!!

Akhirnya, aku sendiri yang harus bisa mendorong dan mengerahkan tenagaku untuk melawan diriku, untuk berubah menjadi lebih baik lagi di waktu berikutnya (aku berharap masih ada waktu untukku)

Semoga.

Komentar

Postingan Populer