Penikahan dengan Budget 15 Juta? Bisa~ (Serba-serbi My Wedding #Part2)

Seperti yang sudah ku tuliskan di Serba-serbi My Wedding #Part1
Bahwa niat dan kesepakatan yang akan menentukan alur selanjutnya.

Disclaimer: Bisa digunakan sebagai referensi tetapi tidak ditekankan, karena ini murni dari pikiran dan pengalaman pribadi yang tentu masih ada kekurangannya. Boleh membaca sampai selesai bagaimana proses dan alurnya, boleh juga berkomentar dan beropini sesuka hati. Sebagai peringatan yang tidak begitu keras; disarankan untuk tidak berprasangka buruk pada kalimat-kalimat di sini, karena itu akan merugikan diri sendiri.


Ya, calon pasangan yang sudah bisa mengetahui tempo bagaimana berirama berdua dalam sebuah langkah itu memang lebih memudahkan dalam mengambil suatu kesepakatan atau keputusan bersama. Karena kami (saya dan 'yang saat itu' calon suami) sudah mengenal sekitar 2 tahun, maka sudah cukup mudah untuk berdiskusi. Meski benturan, ketidakcocokan, masih tetap ada, bahkan sampai sekarang, sampai menikah. Tapi itu hal biasa, bisa di atasi, bisa di komunikasikan lagi.

Ada beberapa hal yang masih aku ingat; yang perlu diperhatikan saat menuju ke perhitungan budget untuk acara pernikahan, mari menyimak~


- Semua berawal dari NIAT -
Jika menikah ini hanya sebagai perayaan cinta, sungguh sangat disayangkan.
Makanya kita perlu sering-sering bertanya ke diri sendiri, juga perlu berdiskusi dengan calon pasangan (menurutku sih). Niat-nya melangkah searah menuju suatu hubungan yang menyempurnakan separuh agama ini, udah tepat atau belum? Bahkan juga menanyakan visi dan misi pernikahannya. Kalau niat-nya di rasa udah tepat, mantab, bismillah, gasss~ Membahas bagaimana konsep acaranya pun bisa lancar, kalau pun ada benturan, itu bisa salah satu mengingatkan si NIAT yang sudah saling dibicarakan tadi. Banyak-banyak istighfar, karena setan gak suka banget dah kalau manusia mau menuju ke hubungan yang lebih diridhoi Allah dan diberkahi.



- Komunikasi dengan Benar -
Ini kunci kedua, komunikasi dengan benar bersama calon pasangan dan keluarganya yang pasti. Harus benar-benar jelas. Karena menikah bukan menyatukan dua manusia aja, tapi banyak manusia. Dari keluarganya dan dari keluarga kita. Pastikan apa yang mereka (keluarga calon) inginkan, bisa kita pahami, pun kalau ada hal dari mereka yang tidak berkenan di kita, ya kita sampaikan dengan baik. Dicari solusi bersama. Ya..., meskipun kadang harus ada yang ngalah juga sih~

Bersyukurnya, keluarga kami (saya dan suami) sama-sama punya gambaran konsep sederhana. Karena, selain tidak ingin terlalu berlebihan dalam mengadakan acara. Ya, hemat budget-lah. Alhamdulillah-nya, acara pernikahan terlaksana di saat Pandemi masih seperti ada, meskipun tidak tampak wkwk. Jadi, gak begitu aneh bagi banyak orang karena kami hanya mengundang sekitar 150 orang. Meskipun gak Pandemi juga, saya pribadi tidak begitu mempedulikan apa anggapan orang. Bisa sekali, untuk memprioritaskan omongan/kalimat yang lebih baik dan manfaat. Kalau pun ada yang tidak baik, saya gak kedengeran. Alhamdulillah, Allah melindungi telinga saya :v

BTW, komunikasi dengan benar ini saya juga masih belajar.
Karena masih pernah keceplosan, seenaknya sendiri, kadang saking tidak memikirkan anggapan orang lain, sampai diingatkan. Tapi, sederhana dan tidak neko-neko, juga tanpa ribet-ribet club tetap menjadi konsep pilihan saya. Lho, yang mau nikah tu siapa ta? Mungkin begitu tanya saya, kalau ada manusia yang cawe-cawe tanpa solusi yang pasti dan jelas alias kang julid.

Dan yang pasti, komunikasikan semua dengan hati yang tenang dan pikiran yang jernih agar menghasilkan sesuatu yang menenangkan dan mendamaikan juga.


- Tetap Sadar Dalam Memilih -
Mengikuti nafsu untuk begini begitu, juga bisa bikin ribet dan lama-lama down. Coba untuk sadar dalam memilih apa yang menjadi kehendak yang sudah disepakati. Sebenarnya tidak perlu terlalu banyak referensi, karena (bagi saya) kalau acara pernikahan itu akan ngikut dengan value yang dipegang oleh sang empu-nya acara. Kecuali, kalau kamu di setting full sama ortu or mertua-mu. Yaaaaa...,salam! Meski mereka juga menjadi satu kesatuan dengan kita, tapi tak jarang pasti akan berbeda pandangan.

Kalau orang tua dan mertua saya, menyerahkan segenap aturan main ke saya dan suami (saat itu). Jadi, kami benar-benar bermain dengan baik dan mandiri. Hehehe, saya suka sekali diberikan kepercayaan, karena bagi saya itulah kebebasan yang baik. Membawa amanah dan tidak membelokkan value yang dipegang sama sekali. Alhamdulillah, ini salah satu kemudahan yang Allah berikan. Semoga Allah bukan hanya mengizinkan saya untuk menjalankan amanah, tapi juga ridho pada proses yang saya jalani. Nah, akhirnya, banyak keberkahan yang berhamburan, maka kenikmatan atas berkah itu yang mungkin saat ini masih selalu saya rasakan. MasyaaAllah, nikmat sekali.


- Mengendalikan Emosi -
Part yang sebenarnya, lebih cocok ditulis oleh Suami saya.
Karena selama proses menuju pernikahan, saya yang paling mudah tersulut emosi. Meski, ya, laki-laki juga bisa sensitif sekali. Tapi dia bisa cepat pulih. Kalau saya bisa harian. Redanya, kalau sudah menangis.

Akan banyak sekali distraksi. Maka, hati-hati.
Harus sama-sama saling mengingatkan. Seperti yang saya katakan di awal, setan gak suka kita itu mau melaksanakan ibadah bersama manusia lain. Setan kayaknya benci banget gitu. Terasa banget godaannya kalau kamu bisa menyadari. Apa lagi saat kita sedang memilih kebutuhan untuk acara pernikahan + belum nemu-nemu sama yang sesuai, yang cocok. Ditambah calon kita sedang sibuk sehingga terlihat tidak peduli. Selain itu, bisa terjadi saat memilih kebutuhan dan punya kehendak sendiri-sendiri. Kembali lagi ke TIPS di atas, yang "komunikasi".

Maka, sebisa mungkin sadar dan kendalikan emosi yang hadir ya/
Boleh diterima perasaan apapun itu, tapi jangan sampai abai, tetap ingat Allah.
Dzikrullah.


- Tawakkaltu 'alallah -
Saat semua dirasa sudah siap dan genap.
Hanya tinggal menunggu hari H. Pasrahkan!
Dah, gitu aja.

Hehehe, lha apa lagi?
Karena, di saat seperti itu mungkin ekspektasi kita meninggi. Tapi imbangi dengan harapan yang lebih besar ke Allah. Dan pastikan apa yang sudah kamu kerjakan sebelumnya untuk acara pernikahanmu, sudah tepat. Kalau pun ada error-nya, ya wajar sih, kita semua manusia biasa. Gapapa, salah dikit. Acaramu gak perlu sempurna-sempurnaan segala, yang penting persiapanmu menuju mahligai rumah tangga, gimana? :v

Pasrah ke Allah.
Allah gak pernah kasih hambaNya yang gak baik.
Menurut kita mungkin sesekali rasanya gak baik, gak enak, tapi disitu SELALU ADA MAKSUD BAIK DARI ALLAH SWT.


Itu aja ya TIPS-nya, kalau nanti nambah (keingetan pas lagi nyuci, ngepel, nyapu) yaa, ku tambahin.



//O iya. Belum selesai.



= BUDGET MENIKAH =
Jadi, teman-teman yang budiman dimana pun Anda berada.
Budget menikah saya dengan acara yang sederhana seperti yang Anda lihat itu adalah sebesar (kurang lebih) Rp.15.000.000,-

Apakah dana yang keluar sekian, membuatmu terkejut?
Saya kira, estimasi dana pernikahan segitu adalah cukup dengan standar hidup saya yang begini. Mungkin bisa jadi menurutmu sangat kurang, bisa jadi lagi menurut yang lainnya itu sangat berlebihan. Atau ada juga yang berkata, "Oh, biasa sih~"

Itu total biaya, kecuali MAHAR dan printilannya yang Suami berikan ke saya.

Alhamdulillah, meski mungkin kebanyakan bilang itu rendah, tapi acara pernikahan saya tidak murahan. Saya yakin aja sih wkwkwk. Selain dihadiri oleh seorang Ustadz yang insyaAllah ilmunya sudah cukup mumpuni dan tidak diragukan, juga tukang tilawah yang melantunkan ayat suci Al-Qur'an bisa sangat merasuk ke sanubari. Ilmu dapat, berkah dapat, ketenangan dan kedamaian terpancar. Dan saya juga bisa berekspresi dengan baik dan menyenangkan, ini buktinya...


Hehe, nyanyi buat Suami :v.doc



Kalian yang ingin tahu rincian lengkap dari budget pernikahan saya, silahkan klik Rp 15.000.000,-
Intinya, biaya pernikahanmu akan sangat dipengaruhi oleh standar hidupmu, mungkin juga...gengsimu(?) Atau kerasnya keinginan orang tuamu.
But, again, ask; What your purpose to get married? #keminggres


Dah ya, gitu aja.
Semoga bisa diambil yang baik-baiknya aja~
Semoga yang belum bertemu masjod atau mbakjod-nya segera dipertemukan dengan cara yang baik dan benar, yang sudah bertemu bisa dimudahkan dan dilancarkan menuju ikatan pernikahan yang insyaAllah lebih diridhoi dan membawa berkah, yang sudah menikah semoga Allah jaga pernikahannya sampai kelak bisa bersama-sama menuju Jannah dengan pasangan hidupnya. Aamiin ya rabbal 'aalamiin...


Barakallahu fiikum.
Terima kasih sudah bersedia membaca :)

Komentar

Postingan Populer