Wahai Tuan! #Indonesia2122Mei

Jika jalanmu bersimpang dengan kebohongan, Tuan, janganlah terpedaya.
Engkau mengira dapat memanfaatkannya, namun pastilah engkau yang akan diperbudak olehnya.
Engkau bisa saja mengaku ada di suatu tempat pada suatu waktu, namun kebohongan niscaya hanya akan mempersulitmu.

Kalau ada yang bertanya tentang keadaan tempat yang tak pernah kau singgahi itu, maka kau harus siap dengan kebohongan yang lain lagi manakala keteranganmu diperbandingkan dengan keterangan orang lain yang hadir di waktu dan tempat karanganmu tadi. Satu kebohongan akan menuntut kebohongan berikutnya, dan kalau engkau memang hendak menjadi pembohong, maka janganlah jadi pelupa.

Engkau bisa curang dalam ujian, sehingga lulus dan mendapat kedudukan yang terhormat. Tapi serapi-rapinya kebohongan dikemas, bau busuknya akan tercium juga. Tidak akan butuh waktu yang lama sebelum orang-orang menyadari bahwa engkau berada di posisi yang tak sepadan dengan dirimu; karena kedudukan itu memang engkau peroleh dengan sebuah kebohongan. Engkau bisa menipu separuh manusia di setiap zaman, namun takkan pernah engkau bisa menipu setiap manusia di setiap zaman.

Tidak ada kisah yang tak berakhir, baik kejayaan maupun keterpurukan. Jika engkau tak berhenti berbohong, maka kebohongan itu suatu saat akan menghentikanmu. Takkan selamanya kau jumpai kawan-kawanmu yang akan mendukung kejahatanmu. Pada saatnya nanti, para pembohong yang kau jadikan kawan-kawanmu itu, takkan berpikir dua kali untuk mengorbankanmu.

Sudahkah kau pertimbangkan baik-baik akhir kisahmu nanti? Apa yang akan kau perbuat di persimpangan jalan ini?


Oleh : Ustd. Akmal Sjafril

Komentar

Postingan Populer