Perempuan Yang Sedang Curhat

Selamat Malam, Rindu

Malam ini aku kembali berpikir. Tentang hal yang seringkali tidak dimengerti oleh beberapa orang. Galaukah aku? 

Entahlah. Sepertinya galau menjadi sesuatu yang biasa kurasakan. Bahkan aku tidak peduli jika ada yang tidak setuju. Mengatakan bahwa galau, gundah, gulana, adalah hal yang tidak normal atau bahkan mungkin berpikir bahwa aku sedang lemah (imanku), terserah. Aku memang seringkali merasakan kesedihan.

Sejujurnya, aku sedang menjalani suatu hal yang cukup sulit. Aku harus merajut harapan dengan seorang yang... (sulit untuk kuungkapkan). Aku menyadari, aku memang tidak realistis. Aku seperti hanya berbicara, mendengarkan, dan berdiskusi dengan bayang-bayang. Semua terasa sulit. Aku lelah. Aku ingin menyelesaikannya. Tapi kenapa aku enggan, kemudian?

Mungkinkah ada yang salah denganku atau dengannya?

Aku merasa nyaman dengannya di layar, aku merasa dia begitu nyata dan dekat, aku merasa selalu merindukannya, aku memberikan sesuatu untuknya dengan cara unikku (aku tidak kehilangan sepeserpun), aku selalu memberinya nasehat, aku selalu memberinya obrolan yang hangat, aku selalu mengalah dan mengerti maksudnya, aku selalu berusaha menahan egoku untuknya, aku selalu menunggunya, aku selalu menangis jika dia tidak memberi kabar, aku selalu menghilangkan pikiran burukku tentangnya, aku tahu semua tentangnya dari apa yang ia katakan padaku, aku selalu menerimanya saat ia menyapaku dari jauh sana, aku selalu bersedih karenanya, aku juga berbahagia atas apa yang membuatnya tersenyum, aku selalu melihat fotonya, aku selalu memikirkannya, aku selalu bersabar dengan sikapnya, aku selalu, aku selalu, aku selalu...

Dan aku merasa, dia tidak melakukan apa-apa untukku.

Memang berprasangka buruk itu selain memperburuk segala hal juga merusak. Tapi kenapa rasanya berat untuk tidak memikirkan hal yang tidak-tidak itu. Kadang aku berpikir dia adalah seorang pembohong, atau seorang yang akan menyakitiku lagi dengan hal-hal semacam penghianatan. Klasik. Karena sering kualami. Penyakitkah itu?

Aku menulis hal yang "menye" banget. Malu tapi di sisi lain pengakuan tentang bagaimana perasaan kita sesungguhnya itu perlu. Tapi aku juga tidak mampu bercerita dengan mulut atau suaraku. Ya, sekali bercerita saat hatiku penuh emosi, maka aku akan menangis dan tidak jadi berbicara.
Kubuat terlihat dari satu sudut pandang saja. Aku sedang ingin emosi dalam tulisan.

Tulisan yang ku-BOLD, aku jadi teringat, dia mengetahui betul tentangku, tentang hal itu. Kenapa hidup seorang perempuan penuh dengan tangis begini? Kalian juga, kah? Kadang aku merasa memalukan sekali. Kenapa sedikit-sedikit menangis? Tapi kalau seseorang tidak pernah menangis tandanya hatinya membatu, keras.

Entahlah.

Tulisan ini makin random saja.

Sejujurnya, aku hanya sedang rindu. Merindukan seseorang yang tidak pernah kuketahui orangnya benar itu apa bukan. Tsah, rumit sekali. Kenapa bisa aku menyukainya dan kemudian mencoba selalu menyayangi? Blah!

Kadang ingin tahu apa yang dia lakukan di sana, sangat ingin tahu. Sampai terpejam mataku rapat-rapat, menahan diri untuk tidak melakukan apa-apa untuk hal itu. Terus begitu sampai sekarang. Sampai aku harus mencubit pipiku sendiri agar segera sadar. Dan pada akhirnya aku harus melakukan lagi, hal yang menjadi candu dalam hidupku; membaca, menulis, dan memotivasi diriku sendiri. Mengalihkan semua hal mellow ke hal yang serius, meski banyak orang tidak peduli apa yang kutulis. Tapi aku ingat selalu jalan yang kupilih, melakukan pelampiasan itu tidak boleh asal. Setidaknya jika orang lain sadar, tulisanku yang dibaca akan bermanfaat untuknya. Aku hanya berusaha seperti itu. Apa lagi hidup ini? Jika tidak untuk mencari sekecil-kecilnya kebaikan dan membuatnya menjadi manfaat besar untuk orang lain. Nonsense. Aku bukan manusia baik, tapi boleh kan menjadi sebaik-baiknya manusia?

Ah, perjalanan ini akan terasa panjang jika harus dirasakan dan diresapi terus-menerus.
Maka jalani saja. Dengan terus belajar dari kesalahan-kesalahan. Pada bagian kehidupan yang manapun, termasuk percintaan.

Aku sangat merindukanmu.

Tapi ya sudah.

Lupakan.

Istirahatlah.


Komentar

Postingan Populer