Mau MARAH?

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh...
Apa kabar?

Lumayan lama gak buka blog ini.
Banyak yang perlu di urus #soksibuk Yaa... gak apa-apalah ya. Setiap manusia pasti punya kesibukan. Mana mau manusia yang mau pinter gak punya kesibukan? Semoga kesibukan kita semata-mata hanya untuk meraih ridho Allah SWT.

Langsung aja.
Sebelumnya saya mau tanya dulu. Pernahkah kalian marah? Pernah? Pernah? Pernahlah ya. Umumnya manusia pasti pernah marah. Marah karena apa saja, itu terserah ya. Yang jelas ini tentang marah.
Ketika marah, setiap orang memiliki cara sendiri untuk mengekspresikannya. Mau ngamuk-ngamuk, bentak sana-sini, pasang wajah dengan ukuran panjang bibir bisa sampai 5cm bahkan lebih :3
Saat marah, sebenarnya aku gak ngerti juga sih saraf yang mana yang berhubungan sama marah. Yang jelas aku sendiri juga pernah marah. Jadi salah satu ceritanya begini; saat itu aku hendak pergi bersama keluargaku. Berpakaian rapi dengan membawa banyak harapan kalau nanti keluar pasti diajak makan #hehe Semua pasti mengalaminya. Setelah itu baru aku masuk mobil. Sampai di dalam mobil. Ayahku menyuruhku untuk mengambilkan kacamatanya yang ketinggalan di dalam rumah. Sambil menggerutu tipis-tipis, "%#%!#^#&^%&*%".  Ayahku membentakku,"Darr! darr! duaaarrr!" Hatiku seperti tersambar petir. Dan sakit. Aku kaget, kenapa ayahku bisa semarah itu. Benar-benar aku tidak paham. Setelah itu aku menangis tanpa sepengetahuannya, dan aku tidak jadi ikut pergi *nggalo dibaca GALAU*


Ya gitulah ya...
Ceritanya sih simpel ya. Tapi coba deh. Pahami. Setiap orang tuh kadang gitu.
Pertama, MARAH gak jelas. Jadi tiba-tiba marah gitu aja. Ngambek gitu. Kita sama sekali gak tahu apa alasan dia marah. *planga-plongo deh kitanya* Manusia mah gitu ya sukanya. Entahlah ya. Atau mungkin kita juga perlu introspeksi, apakah ada ucapan kita yang menyakitinya? Kadang kita juga tidak sadar dengan apa yang kita ucapkan dan yang kita lakukan, sehingga tak sengaja juga membuat orang lain tidak enak hati sampai bisa marah.
Kedua, MARAH yang jelas, tapi bilangnya gak marah. Gimana tuh coba? bersambung...

Sambung lagi, jadi marah yang ini lebih mendingan ya. Walaupun kesannya ada unsur bohong+grundel dalam hati #apaanGrundel? Ya intinya lebih banyak menggerutu dalam hati. Marah yang satu ini, sebenernya 'aku' banget sih. Lebih sering marah gara-gara sesuatu, tapi aku bilang "aku gak apa-apa kok" padahal pengen banget teriak dan acak-acak kerudung. Tapi jangan ya. Kalau emang marah gara-gara something mendingan ya diem aja dan bilang "aku gak marah kok". Maka semua baik-baik aja, meskipun kecuali dirimu sendiri. Kesannya lebih jadi korban perasaan yaa? Padahal nggak juga kok. Kadang disini kita juga lebih bisa menyamarkan kekesalan tersebut dengan berpura-pura baik-baik saja. Lama-lama marahnya hilang. Lupa.

Ketiga, MARAH yang jelas, dan bikin piring, gelas, panci berterbangan. Ups! Kalau ini parah ya, Gaes. Ada emang di antara kalian yang kayak gitu? Aku saranin buruan periksa tensi darah ya. Siapa tahu udah gak bisa di ukur saking tingginya :D Nggaklah ya. Jadi kita semua udah pasti tahulah ya marah yang kesannya ada pemberontakan itu gak baik, untuk orang di sekitar kita pun diri kita sendiri. So, gak usah deh marah sambil teriak-teriak tambah lagi lemparin barang-barang. Aku rasa ini udah masuk dalam kategori manusia yang udah gak waras dan harus buru-buru disadarkan.


Marah itu emang hal yang wajar sih ya. Setiap orang pasti mengalami. Dan pasti banyak juga faktor-faktor di dunia ini yang udah pasti bikin kita naik darah (marah). Tapi kita juga harus bisa memposisikan dalam bentuk apa kita marah dan kita juga perlu tahu untuk hal yang bagaimana kita perlu marah.
Contoh aja manusia yang emang patut jadi suri tauladan yang baik. Siapa lagi, Rasulullah SAW. Beliau pun juga pernah marah. Tapi setidaknya Rasulullah marah karena hal yang bermuara pada agama. Rasulullah marah ketika umatnya melanggar perintah agama, melakukan hal-hal yang tidak elok untuk di lakukan.
Rasulullah juga marah ketika seseorang merendahkan Allah SWT. Kalau kita marahnya masalah apa? Nggak penting banget ya kalau sadar kita marah karena apa.

Dalam riwayat Abu Hurairah misalnya, Nabi mengatakan, “Orang yang kuat tidaklah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Malik).
Dalam riwayat Abu Said al-Khudri, Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridlai, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridlai.” (HR. Ahmad).
 So, masih mau marah? Cuma gara-gara berebut tempat atau kedudukan misal, atau berbeda pendapat dan ingin pendapatmu didahulukan, atau kalau nggak gara-gara temanmu salah berlisan dan kalimatnya menyinggung hatimu. Aduh emang sulit ya? Makanya mari dibiasakan untuk tidak mudah marah. Saya pribadi pun juga masih belajar menahan munculnya kotoran hati tersebut. Setidaknya kita mau menyadari siapa kita. Maka mudahlah kita untuk memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain yang menyinggung pribadi kita. Kita hanyalah manusia.

Udah segitu aja ya? Iya. Semoga bermanfaat deh. Yang mau marah, jangan lagi ya. Buang-buang pahala aja ^_^
Mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam tulisan. 
Qad aflaha man tazakka

Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Komentar

Postingan Populer